UPT Jatian Terima Kunjungan Rombongan PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1152 View
Lubangsa_Unit Pelaksana Teknis (UPT Jatian) menerima kunjungan dari rombongan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa, pada Minggu, 22 Juni 2025.
Rombongan tiba di PP. Annuqayah daerah Lubangsa sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka datang bersama Kiai Moh. Khatibul Umam, Ketua Biro Pengabdian Masyarakat PP. Annuqayah (BPM-PPA). Menurut Kiai Umam, kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian capacity building untuk pesantren-pesantren di Indonesia.
“Karena dari hasil riset yang mereka lakukan, Pondok Pesantren Annuqayah termasuk salah satu pesantren yang cukup aktif dan konsisten dalam mempraktikkan serta mengkampanyekan kegiatan lingkungan hidup, baik kepada internal santri maupun masyarakat,” ujarnya.
Sebanyak 25 peserta ikut serta dalam kunjungan ini. Mereka berasal dari unsur beberapa pesantren di wilayah Jawa Timur, seperti Tebuireng, Malang, Kediri dan Pasuruan. Kunjungan ini dirancang sebagai studi lapangan untuk melihat langsung praktik pesantren ramah lingkungan yang telah diterapkan secara konsisten di Annuqayah.
Salah satu peserta kunjungan, Ibu Iim Halimatussa’diyah, peneliti dari PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mengenalkan praktik pesantren ramah lingkungan kepada para peserta dari pesantren-pesantren lain di Jawa Timur. Menurutnya, Annuqayah bisa menjadi model yang layak untuk direplikasi.
“Ketika pertama kali masuk ke pesantren ini, saya melihat betapa banyak dan beragamnya pohon-pohon yang tumbuh di dalamnya,” ungkap Ibu Iim saat ditemui di Laboratorium sampah. Ia menyebut keberadaan pohon jati, mengkudu, hingga salak sebagai bukti bahwa pesantren ini hidup berdampingan erat dengan alam.
Selain itu, Ibu Iim juga tertarik mempelajari lebih jauh sistem pemilahan sampah di Annuqayah. Ia menyebut bahwa di Lubangsa, pengelolaan sampah didasarkan pada prinsip unik—sampah diperlakukan sebagaimana santri: tidak boleh keluar dari lingkungan pesantren. “Karena itu, pesantren ini punya area khusus pengelolaan sampah, hingga akhirnya tidak bersisa dan tidak dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” tambahnya.
Bagi Ibu Iim, kunjungan ini diharapkan dapat menjadi titik awal kolaborasi berkelanjutan antara lembaga riset dan komunitas pesantren dalam isu lingkungan hidup. Apalagi, rombongan yang hadir mewakili berbagai pesantren dari wilayah Jawa Timur, yang masing-masing membawa tantangan dan potensi lokal yang berbeda.
Penulis | : Sururi Nurullah |
Editor | : Ikrom Firdaus |