NAFAS; Ajak Santri Pilah Sampah dari Asrama
6273 View
Lubangsa_ Pegiat komunitas Networtking Aktif Fasilitas Atasi Sampah (NAFAS) PP. Annuqayah daerah Lubangsa melakukan pemilahan sampah yang bertempat di kawasan asrama santri pada hari Sabtu (19/08). Sebenarna, pemilahan sampah berdasar jenis tersebut dilakukan setiap hari sebelum sampah diangkut ke Laboratorium Sampah UPT Jatian. Kegiatan ini bertujuan agar santri dapat memilah sampah secara mandiri.
M. Wakid, selaku Koordinator Pengurus Kebersihan menyampaikan bahwa tugas utama komunitas Nafas adalah mengontrol pemilahan sampah di masing-masing asrama santri. Hal ini sesuai dengan arahan dari Pengasuh. “Komunitas NAFAS tidak diperbolehkan ikut campur dalam memilah sampah di asrama santri. Setiap hari, tugasnya hanya mengontrol. Jadi, tugas memilah sampah adalah tugas dan tanggung jawab santri sendiri.” ujarnya. Namun, sejak diresmikan bulan lalu (22/07), baru kali ini (19/08) anggota NAFAS memilah sampah mandiri besama santri setiap pagi dan sore.
Sebelumnya, NAFAS melakukan pemilahan sendiri sebab kesadaran santri untuk memilah sampah dari asrama butuh proses. Kendala yang dihadapi adalah minimnya kesadaran santri akan hal tersebut. Berbagai upaya dilakukan. Karenanya, Fathor Rahman selaku pengurus kebersihan terus mengajak santri untuk memilah sampahnya sendiri.
Sebenarnya, Pengurus Kebersihan sudah menyediakan tempat sampah berdasarkan jenisnya. Tempat sampah berwarna hijau untuk sampah kertas, warna kuning untuk Plastik daun (PD), warna hitam untuk Plastik Keras (PK) atau rosok seperti botol, warna biru untuk sampah organik seperti sampah dapur atau muda busuk dan warna merah untuk residu atau sampah yang tidak bisa diolah dan harus dibakar. Demikian pula, di setiap kamar juga sudah disediakan tempat sampah bagi santri. Tetap, pemisahan sampah berdasar jenis tersebut masih belum dihiraukan oleh mereka.
M. Wakid juga berharap kepada seluruh santri agar memiliki kesadaran akan sampah yang mereka hasilkan. Sebab, sampah merupakan bagian dari santri dan santri berkewajiban atasnya. “ Semoga santri Lubangsa terlibat dan berpartisipasi aktif dalam pemilahan sampah di Lubangsa dan harus bertanggung jawab. Selain memudahkan kami, hal itu juga untuk menunjukkan santri Lubangsa sadar akan sampah yang mereka poduksi. Meski mereka butuh adaptasi, ya, kami tetap menggalakkan pemilahan sampah dari asrama.” tutur pemuda yang pernah belajar pegelolaan sampah ke desa Panggungharjo, Yogyakarta tahun lalu itu.
Penulis | : Sofiul Umam |
Editor | : Moh. Tsabit Husain |